Tuesday, December 22, 2015

Kopi, Si Hitam Nan Berkilau



Kopi berasal dari bahasa Latin, coffea, yang merupakan anggota keluarga Rubiaceae tetapi hingga saat ini masih banyak pertentangan diantara para ahli mengenai pengklasifikasian tanaman ini karena banyaknya ragam dari tanaman kopi. Kopi pertama kali ditemukan oleh ahli Botani dari Swedia, Carolus Linnaeus, pada abad ke tujuh belas dan akhirnya tersebar hingga ke seluruh dunia dan menjadi salah satu minuman favorit sepanjang zaman. Bangsa Arab adalah yang pertama kali menjadikan kopi sebagai minuman mereka. Oleh karena itu kopi pernah dikenal oleh bangsa Eropa sebagai Anggur Arab.

Kopi ditanam hampir di setiap negara tropis. Amerika Selatan dan Amerika Tengah merupakan penghasil kopi terbesar. Di bagian bumi sebelah barat, produksi kopi menguasai 2/3 produksi dunia dengan Brazil menghasilkan hampir 31 persen. Colombia, Mexico, Costa Rica, Ekuador dan Venezuela merupakan penghasil kopi di belahan bumi sebelah Barat sedangkan di belahan bumi timur, penghasil kopi adalah India, Indonesia, Vietnam, Angola, Belgia, Kongo, Ethiopia, Afrika Barat, Perancis, Kenya, Madagaskar, Rwanda, Burundi, Tanganyika dan Uganda.

Ada sekitar 25 jenis kopi, tetapi hanya dua jenis kopi yang terkenal hingga saat ini, yaitu kopi Arabika dan kopi Canephora atau Robusta. Jenis Arabika mendominasi 70 persen produksi kopi dari seluruh dunia. Kopi Arabika juga sering disebut sebagai kopi Brazil, tempat asalnya sedangkan kopi Robusta banyak dihasilkan dari daerah Afrika Barat dan Tengah, Asia Tenggara, dan sebagian besar wilayah Amerika Selatan. Di Brazil, kopi robusta dikenal sebagai Conillon.
Sekitar awal 2010-an, ada jenis kopi baru tapi lama yang makin mendunia karena rasanya yang elegan. KOPI LUWAK, kopi asli Indonesia adalah kopi lama tapi baru yang merajai seluruh kopi di dunia. Rasanya yang unik dan nikmat menjadikannya sebagai kopi dengan harga jual termahal di seluruh dunia, mengalahkan kopi dari Amerika Latin dan Eropa. Keunikan rasanya sebagai hasil dari proses yang unik pula. Sungguh prestasi yang luar biasa.

Kopi merupakan salah satu dari bahan minuman yang tidak mengandung alkohol dan disenangi oleh banyak orang. Ditinjau dari segi medis, kopi bermanfaat untuk merangsang pernapasan, kegiatan perut dan ginjal, membantu asimilasi dan pencernaan makanan, menurunkan sirkulasi darah di otak, menenangkan perasaan mental yang berkepanjangan, badan yang letih dan melapangkan dada, sebagai obat penolong diare, pencegah muntah sesudah operasi.

Curah hujan minimal untuk pertumbuhan kopi adalah 1000-2000 mm/tahun. Menurut lintang tempat, tanaman kopi dapat tumbuh baik pada daerah yang terletak di antara 20oLU dan 20oLS. Tanaman kopi menghendaki sinar matahari yang teratur. Suhu sangat berkaitan erat dengan ketinggian tempat. Suhu di atas permukaan air laut berkisar 26°C dan akan turun 0,6°C tiap kenaikan 100 m3.

Tanaman kopi menghendaki tanah yang agak masam, yaitu antara pH 4,5-4,6 untuk kopi Robusta dan 5,0-6,5 untuk Arabika. Tanah yang lebih asam dapat dinetralisir dengan pupuk. Tanaman kopi juga menghendaki kedalaman air tanah sekurang-kurangnya 3 m dari permukaan tanah. Tanah harus mempunyai drainase dan kemampuan mengikat air yang baik. Lahan pegunungan yang digunakan untuk budidaya kopi pada umumnya merupakan lahan miring dengan topografi berombak sampai bergunung. Kopi Robusta biasanya diusahakan di dataran rendah (700 m dpl), sedangkan kopi Arabika di dataran tinggi (1000 dpl).

Tanaman kopi termasuk tanaman hari pendek (short day plant), yaitu tanaman yang membentuk bakal bunga dalam periode hari pendek. Yang dimaksud dengan hari pendek adalah siang hari yang panjangnya kurang dari 12 jam. Di sebelah selatan garis katulistiwa, hari pendek berlangsung antara tanggal 21 Maret hingga tanggal 23 September sedangkan di sebelah utara katulistiwa antara tanggal 23 September hingga tanggal 23 Maret adalah tahun berikutnya. Sebagian besar tanaman kopi di Indonesia terletak di sebelah selatan katulistiwa, seperti di Sumatera bagian Selatan, Jawa, Sulawesi bagian Selatan, Bali, dan Nusa Tenggara.