Friday, January 2, 2015

Sekilas Tentang Sistem Pergiliran Tanaman (Crop rotation)

Sistem pergiliran tanaman (crop rotation) merupakan salah satu metode yang sering diterapkan oleh petani dalam rangka untuk mencegah perkembangan hama dan penyakit, memelihara atau memperbaiki kesuburan tanah (ketersediaan hara dan sifat-sifat fisik tanah) serta dapat mengurangi erosi lahan. Dalam sistem ini dilakukan penanaman berbagai tanaman secara bergilir dalam urutan waktu tertentu pada sebidang lahan (Sitorus 2004).

Pergiliran tanaman sangat tergantung pada jenis tanah, iklim, topografi, dan pemasaran hasil. Lahan dengan kemiringan <8% dapat mendukung usaha tanaman pangan sebagai tanaman utama. Sedangkan lahan dengan kemiringan >8%, pertanaman diusahakan searah kontur atau teras dan tanaman pangan tidak lagi berfungsi sebagai tanaman utama, melainkan sudah beralih ke tanaman tahunan (Santoso et al. 2004).

Dalam pergiliran tanaman juga dapat dilakukan dengan memasukkan unsur tanaman penutup tanah. Menurut Sitorus (2004) tanaman yang dianggap lebih sesuai untuk dijadikan tanaman penutup tanah dan pupuk hijau adalah tanaman leguminoceae, karena dapat menambah nitrogen tanah dan mempunyai sistem perakaran yang tidak memberikan kompetisi yang berat terhadap tanaman pokok/utama.

Tujuan dari penanaman tanaman penutup tanah menurut Santoso et al. (2004) adalah: melindungi permukaan tanah dari erosi percikan (splash erosion) akibat jatuhnya tetesan air hujan; meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia tanah; menekan pertumbuhan gulma sehingga mengurangi biaya perawatan tanaman; meminimumkan perubahan-perubahan iklim mikro dan suhu tanah sehingga dapat menyediakan lingkungan hidup yang lebih baik bagi tanaman.

No comments:

Post a Comment