Jati (Tectona
grandis Linn.) merupakan tanaman tropika dan subtropika yang sejak abad ke-9
telah dikenal sebagai pohon yang memiliki kualitas tinggi dan bernilai jual
tinggi. Di Indonesia, jati digolongkan sebagai kayu mewah (fancy wood) dan
memiliki kelas awet (mampu bertahan hingga 500 tahun) (Sumarna 2003). Dalam
sistem klasifikasi, tanaman jati mempunyai penggolongan sebagai berikut
(Sumarna 2003):
Divisi :
Spermatophyta
Kelas : Angiospermae
Sub-kelas : Dicotyledoneae
Ordo :
Verbenales
Famili : Verbenaceae
Genus : Tectona
Spesies : Tectona grandis Linn.
Jati umumnya
tumbuh baik pada tanah yang banyak mengandung fosfor (P) dan kalsium (Ca),
dengan pH sekitar 6 , dan biasanya kondisi lingkungan terbaik untuk jati adalah
lingkungan dengan musim kering yang nyata dengan curah hujan antara 750 – 2500
mm per tahun (Sumarna 2003). Umumnya jati tumbuh dengan baik pada ketinggian
dibawah 1000 m dpl, dan suhu minimum untuk pertumbuhannya antara 13o-
17oC dan suhu maksimum antara 39oC – 43oC
(Pandey & Brown 2000). Daerah penyebarannya di Asia Tenggara, seperti
Myanmar, India, Thailand, dan Vietnam. Di Indonesia penyebarannya terutama di
Sulawesi Tenggara, Pulau Jawa, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat, Maluku,
dan Lampung (Martawijaya et al. 1995). Tanaman jati dapat
mencapai tinggi 30-45 m dengan tinggi bebas cabang antara 15-20 m dan di hutan
alam diameter batang dapat mencapai 220 cm (Sumarna 2003).
Hutan alam
jati biasanya tumbuh pada tanah yang bergelombang dengan basal, granit, schist,
gneiss, limestone dan sandstone sebagai batuan bawahnya. Hutan
jati terbaik, baik hutan alam maupun hutan tanaman tumbuh pada tanah aluvium
dalam dengan drainase yang memadai, dan akan menghasilkan jati berkualitas
buruk bila tumbuh pada tanah liat (Pandey dan Brown 2000).