Thursday, January 15, 2015

Sekilas Tentang Rawa Gambut

Tanah gambut terbentuk melalui proses paludisasi yang disebabkan oleh akumulasi bahan organik pada daerah perairan tergenang, sehingga terjadi kondisi anaerob yang memungkinkan terjadinya akumulasi sepanjang waktu. Tanah gambut selalu terbentuk di tempat yang kondisinya jenuh air atau tergenang, misalnya cekungan-cekungan di daerah lembah, rawa, dan di daerah antara sungai besar (M’Boy 2009). Lahan gambut memegang peranan penting dalam sistem hidrologi lahan rawa. Salah satu sifat gambut yang berperan dalam sistem hidrologi adalah kemampuan gambut menahan air yang dimilikinya. Gambut memiliki kemampuan menahan air hingga 300 - 800% dari bobotnya. Selain kemampuan tersebut, gambut juga mempunyai kemampuan lepas air yang juga besar. Terkait dengan hal tersebut, maka keberadaan lahan gambut sangat penting untuk dipertahankan sebagai daerah konservasi air (Wahyunto et al. 2005).

Seperti rawa pada umumnya, rawa gambut banyak ditumbuhi oleh berbagai jenis vegetasi yang telah teradaptasi dengan lingkungan jenuh air. Selain itu, rawa gambut yang terbentuk di atas tanah gambut memiliki karakteristik ekosistem yang unik berupa warna perairan hitam (ekosistem air hitam), derajat keasaman (pH) relatif rendah, dan konsentrasi oksigen terlarut rendah. Rawa gambut di Selangor Utara, Malaysia memiliki karakteristik berupa warna perairan hitam, pH dan konsentrasi oksigen terlarut rendah (Beamish et al. 2003). Hal yang sama juga ditemukan di Rawa Berengbengkel, Kalimantan Tengah berupa warna perairan coklat tua yang diduga disebabkan oleh koloid asam humus yang tersuspensi dan pH perairan yang relatif rendah (2.8 - 3.3) yang juga dipengaruhi oleh asam humus (Sulistiyarto 1998).

No comments:

Post a Comment