Tuesday, November 18, 2014

Sekilas Info: Sistem Informasi Geografis (SIG/SIG)

Sistem Informasi Geografis (SIG/GIS) merupakan suatu sistem berbasiskan komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan dan menganalisis obyek-obyek dan fenomena-fenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Menurut Aronoff (1989), SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan dalam menganalisis data yang bereferensi geografis, yaitu masukan, keluaran, manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data) serta analisis dan manipulasi data.

SIG memungkinkan pengguna untuk memahami konsep-konsep lokasi, posisi, koordinat, peta, ruang dan permodelan spasial secara mudah. Selain itu dengan SIG pengguna dapat membawa, meletakkan dan menggunakan data ke dalam sebuah bentuk (model) representasi miniatur permukaan bumi untuk kemudian dimanipulasi, dimodelkan, atau dianalisis baik secara tekstual, secara spasial maupun kombinasinya (analisis melalui query atribut dan spasial), hingga akhirnya disajikan dalam bentuk sesuai dengan kebutuhan pengguna (Prahasta 2005).

Teknologi SIG akan mempermudah para perencana dalam mengakses data, menampilkan informasi-informasi geografis terkait dengan substansi perencanaan. SIG juga dapat membantu para perencana dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah spasial yang sangat kompleks. Diantaranya SIG dapat digunakan dalam kajian sumberdaya ekologi termasuk perencanaan penggunaan lahan (Lioubimtseva dan De fourney 1999).

Beberapa ahli menjelaskan tahapan-tahapan kelengkapan dalam SIG menjadi tiga tahapan. Tahap pertama kelengkapan SIG adalah inventarisasi data. Data yang menjadi masukan dalam SIG dapat berupa peta tematik digital maupun rekaman digital dari sistem satelit yang sudah memberikan kenampakan tentang informasi yang dibutuhkan (Robinson et al. 1995). Tahap kedua kelengkapan SIG adalah penambahan operasional analisis pada tahap pertama. Pada tahapan ini, bentuk data diberikan ke dalam data dengan menggunakan data statistik. Berbagai layer dari data yang dihasilkan pada tahap pertama dianalisis secara bersama-sama untuk menetapkan lokasi atau bentuk yang memiliki atribut sama atau serupa (M’Boy 2014). Analisis ini bisa dilakukan dengan tumpang susun (overlay). Tumpang susun peta merupakan proses yang paling banyak dilakukan dalam SIG. Selanjutnya kalkulasi peta dapat dilakukan. Kalkulasi merupakan sekumpulan operasi untuk memanipulasi data spasial baik berupa peta tunggal maupun beberapa peta sekaligus. Operasi ini dapat berupa penjumlahan, pengurangan, maupun perkalian antar peta, namun dapat pula melalui pengkaitan dengan suatu basis data atribut tertentu (Danoedoro 1996).

Tahap terakhir kelengkapan SIG adalah pengambilan keputusan. Pada tahap ini digunakan model-model untuk mendapatkan evaluasi secara real time untuk kemudian hasil yang didapatkan dari permodelan dibandingkan dengan kondisi di lapangan (Robinson et al. 1995). Keluaran utama dari SIG adalah informasi spasial baru. Informasi ini perlu untuk disajikan dalam bentuk tercetak (hard copy) agar dapat dimanfaatkan dalam kegiatan operasional (Danoedoro 1996).

No comments:

Post a Comment