Tuesday, November 18, 2014

Seluk Beluk Manfaat Burung Puyuh

Burung puyuh mulai dikenal dan diternakkan di Indonesia pada tahun 1979. Burung puyuh merupakan bangsa burung (liar) yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek dan dapat diadu.

Burung puyuh yang biasa diberdayakan sebagai ternak unggas berasal dari kelas Aves (bangsa burung), Ordo Galiformes, Sub Ordo Phasianoidae, Famili Phasianidae, Sub Famili Phasianinae, Genus Coturnix, dan Species Coturnix-coturnix japonica.

Karakter burung puyuh dewasa jantan dapat dilihat dari bagian leher atas yang berwarna coklat muda (cinnamon) dan warna dada bagian bawah yang sama dan warna yang merata. Sedangkan burung puyuh betina memiliki bulu leher atau kerongkongan dan dada bagian atas yang panjang dan berwarna lebih muda. Terdapat totol-totol cokelat tua pada dada bagian atas. Bentuk badan betina pada umumnya lebih besar dari jantan. Burung puyuh muda mulai bersuara pada umur 5-6 minggu.

Burung puyuh memiliki banyak manfaat untuk dipelihara sebagai hewan ternak karena memiliki banyak keunggulan dan nilai jual yang tinggi. burung puyuh dapat dijadikan sebagai ternak penghasil telur konsumsi, penghasil telur tetas, hingga bibit dan afkirannya masih dapat dijual.

Telur burung puyuh memiliki kandungan protein dan lemak yang lebih baik dari telur biasa, karena memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dengan kandungan lemak yang lebih rendah. Telur burung puyuh juga dapat dijadikan sebagai konsumsi diet kolesterol, karena komposisi telur burung puyuh dapat mencegah terjadinya penimbunan lemak di jantung. Sementara itu, kebutuhan tubuh akan protein dapat terpenuhi.

Kualitas telur burung puyuh terdiri dari kualitas kulit telur, kualitas kekentalan, dan kualitas gizi yang ditunjukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Kualitas lainnya ditentukan dari penampakkan kulit telur seperti tingkat kebersihan terhadap bercak darah, dan kualitas kuning telur. Kualitas telur dapat dinyatakan dengan melihat telur secara eksterior dan interior. Secara interior, dengan mengukur bagian dalam telur, seperti kuning telur, putih telur dan ada tidaknya cacat pada kuning telur. Sedangkan secara eksterior yaitu dengan melihat bentuk telur, mengukur bobot, dan tebal cangkang telur. Faktor-faktor yang mempengaruhi jenis telur diantaranya adalah kandungan zat makanan, penyakit, temperatur, genetik dan umur unggas (M'Boy 2014).

Daging burung puyuh mengandung 21.10 persen protein, sedangkan lemaknya rendah yakni hanya 7.7 persen. Daging burung puyuh umumnya diambil dari burung puyuh yang sudah afkir yaitu burung puyuh betina yang kemampuannya menghasilkan telur sudah menurun atau burung jantan yang tidak terpilih sebagai pejantan. Sebagian besar burung puyuh jantan sengaja diafkir karena bila diternakan hanya akan menghabiskan pakan yang tentunya akan memperbesar biaya pemeliharaan.

Kotoran burung puyuh dapat dipergunakan sebagai pupuk untuk tanaman sayuran maupun tanaman hias dan juga untuk campuran dalam bahan makanan (konsentrat) bagi ternak. Kotoran ini dijemur sampai kering kemudian digiling atau ditumbuk sampai halus agar dapat digunakan sebagai campuran pakan ternak. Sedangkan untuk pupuk, kotoran terlebih dahulu dicampur tanah dengan perbandingan 1:1 dan disimpan dalam suasana aerob selama 1-2 bulan.

No comments:

Post a Comment