Hormon adalah senyawa biologis aktif, bekerja dalam
konsentrasi yang kecil, yang dibentuk dalam jaringan atau organ tertentu dari
organisme hewan dan manusia, melalui aliran darah mencapai organ sasaran dan
memperlihatkan kerja spesifik (Schunack et al. 1990). Hormon juga
merupakan senyawa yang secara normal dikeluarkan oleh kelenjar endokrin atau
jaringan tubuh dan dilepaskan ke peredaran darah, menuju jaringan sasaran,
berinteraksi secara selektif dengan reseptor khas dan menunjukkan efek biologis
(Siswandono dan Soekardjo 1995).
Secara
kimiawi hormon dapat digolongkan menjadi tiga kelompok berdasarkan bahan
pembentuknya (Siswandono dan Soekardjo 1995), sebagai berikut:
1. Hormon peptida: mempunyai residu asam amino 3-200, meliputi semua
hormon hypothalamus dan pituitary, insulin dan glukagon pada
pankreas.
2. Hormon amina: kecil, dapat larut dalam air, mengandung grup amina,
meliputi adrenalin pada medulla adrenal dan hormon tiroid.
3. Hormon steroid: dapat larut dalam minyak, meliputi hormon adrenal
cortical, androgen (hormon seks jantan) dan estrogen (hormon seks betina).
Respon biologis dari suatu organ target
terhadap suatu hormon ditentukan oleh beberapa faktor diantaranya konsentrasi
hormon, konsentrasi reseptor dan afinitas dari interaksi hormon reseptor.
Fungsi dari reseptor adalah untuk mengenal suatu hormon tertentu di antara
banyak molekul yang ditemukan dalam waktu tertentu dan setelah berikatan dengan
hormonnya akan memberikan tanda-tanda yang dihasilkan oleh suatu respon
biologis. Umumnya hormon ada dalam
sirkulasi darah dengan konsentrasi yang sangat rendah (Schunack et al. 1990).
No comments:
Post a Comment