Hormon yang
berperan dalam siklus pematangan gonad kepiting bakau adalah gonado inhibiting hormone (GIH), yang
dihasilkan oleh organ-X serta dilepaskan oleh sinus gland ke sirkulasi
darah, dan gonado stimulating hormone (GSH), yang dihasilkan oleh thoracic
ganglion dan otak (Sirojini et al. 1995 dalam Fujaya 1996). Gonad-inhibiting hormon (GIH), juga
disebut vitellogenesis-inhibiting hormon (VIH) penting dalam menghambat proses
vitellogenesis. Bersama-sama dengan molt-inhibiting hormon (MIH), neurohormon
ini termasuk dalam keluarga neuropeptida CHH/MIH/VIH. Semuanya diproduksi di
sel neuroendokrin dari terminalis medula organ X, terlokalisasi dalam tangkai
mata crustacea, dan diangkut ke ujung akson cluster dari sel-sel yang membentuk
organ aneurohemal, kelenjar sinus. Detil tentang hibridisasi in-situ dan studi
immunocytochemical mengungkapkan bahwa sering terjadi co-localization dari dua
neurohormonnya dalam tangkai mata (eyestalk) lobster (De Kleijn et al.
1998).
Fungsi
GIH (Gonad-inhibiting hormon)
adalah secara langsung menghambat perkembangan kelenjar androgen pada individu
jantan dan ovarium pada individu betina, sehingga spermatozoa atau ovum
terhambat perkembangannya. Selain itu, GIH juga dapat mempengaruhi perkembangan
gonad secara langsung, dengan cara menghambat aktivitas organ-Y (M'Boy). Sebab apabila
organ-Y bekerja aktif, akan menghasilkan GSH yang berfungsi merangsang kelenjar
androgen untuk menghasilkan hormon androgen, yang berfungsi merangsang testis
untuk menghasilkan spermatozoa pada individu jantan, dan merangsang ovum untuk
menghasilkan telur pada individu betina. Apabila konsentrasi GSH meningkat dan
konsentrasi GIH menurun dalam sirkulasi darah (hemolymph) kepiting
bakau, maka pematangan ovum akan segera berlangsung (arsal-gudangilmu.blogspot.com)
No comments:
Post a Comment