Saturday, June 7, 2014

Sistem Endokrin pada Udang


1.      Sistem Reproduksi
Hormon-hormon yang mengatur diferensiasi sifat seksual udang jantan dan betina muncul dari ovari dan kelenjar androgen. Neurosekresi kompleks ganglionik X-organ dan kelenjar sinus dapat menghambat pemasakan ovari dan aktivitas sekretori kelenjar androgen. Diferensiasi normal dari ovari dan testis juga dipengaruhi oleh Y-organ dan hormon molting. Perusakan atau pemotongan tangkai mata dapat mengakibatkan pembesaran ovari dan deposisi kuning telur di dalam oosit. Pemberian ekstrak yang dibuat dari tangkai mata, ganglionik X-organ, atau kelenjar sinus dapat menghambat pembesaran ovari pada udang betina yang memasuki periode aktivitas produksi (M’Boy 2011).

Organ X terdapat di dalam tangkai mata (eyestalk). Sedangkan kelenjar sinus merupakan cadangan untuk penyimpanan dan pencurahan neurohormon yang berasal dari akson-akson neurosekretori. Kelenjar sinus utamanya terdiri atas terminal akson, dan erat hubungannya dengan banyak saluran vaskular. Dalam sistem reproduksi, kelenjar sinus menghasilkan Vitellogenesis Inhibiting Hormone (VIH) dan Mandibular Organ Inibiting Hormone (MOIH).

2.      Sistem Migrasi Pigmen Retina
Mata udang terdiri dari banyak unit yang disebut ommatidia. Secara fungsional, ommatidium memiliki tiga kelompok pigmen yang berbeda yaitu pigmen retina distal, pigmen retina proksimal, dan pigmen putih pemantul. Ekstrak tangkai mata yang dibuat dari udang yang telah diadaptasikan kepada cahaya mengakibatkan adaptasi cahaya pada pigmen distal dan pigmen pemantuk apabila disuntikkan ke dalam resipien yang telah diadaptasikan dalam kegelapan (M’Boy 2011).

3.      Sistem Ganti Kulit (Molting)
Pada udang, ganti kulit dapat bersifat musiman atau terus-menerus, tergantung kondisi lingkungan yang beraneka ragam. Perusakan tangkai mata (eyestalk) dapat mempercepat ganti kulit dan pertumbuhan prekoks. Ini terjadi karena ganglionik organ X dan kelenjar sinus yang terdapat di tangkai mata beraksi mencegah ganti kulit. Hormon yang dihasilkan oleh kelenjar sinus dalam sistem ganti kulit adalah Molt Inhibiting Hormone (MIH). Dalam proses ganti kulit, organ Y memproduksi suatu hormon yang melakukan peranan positif. Jumlah air yang digunakan pada saat ganti kulit Water Balance Hormon (WBH) yang dihasilkan oleh tangkai mata (M’Boy 2011).


4.      Sistem Akselerasi Jantung
Frekuensi dan amplitudo denyut jantung bertambah seiring dengan pelepasan neurohormon oleh organ perikardia (M’Boy 2011).

5.      Sistem Kromatoforotrofin dan Perubahan Warna
Kromatoforotrofin merupakan zat pengatur sel pigmen udang di dalam darah. Peran kelenjar sinus dalam sistem kromatoforotrofin dan perubahan warna adalah menghasilkan Red Pigment Concentrating Hormone (RPCH) dan Pigment Dispersing Hormone (PDH). Sistem ini sangat dipengaruhi oleh cahaya (M’Boy 2011).

6.      Sistem Metabolisme
Selama siklus ganti kulit, terjadi variasi mencolok di dalam metabolisme jaringan. Hal ini melibatkan faktor-faktor tangkai mata yang bisa jadi merupakan neurosekresi. Pengambilan tangkai mata mengakibatkan penurunan kadar gula darah dan peningkatan kandungan glikogen hipodermis. Pemberian ekstrak tangkai mata atau kompleks organ X kelenjar sinus dapat menginduksi hiperglikemia . Pada sistem metabolisme, kelenjar sinus berperan dalam menghasilkan Crustacean Hyperglycemic Hormone (CHH) (M’Boy 2011).



No comments:

Post a Comment