Pernahkah kalian mendengar nama Kota Kendari?? Atau pernahkah kalian
berkunjung ke Kota Kendari?? Jika jawabannya “belum”, maka datanglah berkunjung
ke Kota Kendari. Dijamin seru...!!
Kota
Kendari adalah Ibukota Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra). Kota yang terkenal
dengan tari Lulo-nya ini memiliki jumlah penduduk sekitar 289.468 jiwa (sensus
penduduk tahun 2010), mayoritas penduduk Kota Kendari memeluk agama Islam. Kota
Kendari dihuni oleh masyarakat dari Suku Tolaki, Suku Muna, Suku Buton, dan
Suku Bugis. Sedangkan penduduk asli Kota Kendari berasal dari Suku Tolaki. Luas
wilayah daratan Kota Kendari 269.363 Km2. Wilayah daratan Kota
Kendari mengelilingi “Teluk Kendari” yang merupakan salah satu ikon tempat
gaulnya muda-mudi di kota kendari selain Taman Kota dan Lapangan Eks MTQ.
Teluk Kendari atau yang dalam bahasa Inggris disebut “Kendari Beach” biasanya diakronimkan dengan sebutan “Kebi” ini merupakan salah
satu tempat yang sangat popular bagi masyarakat Kota Kendari. Kendari Beach (Kebi)
merupakan tempat yang pas untuk berolahraga, rekreasi, nongkrong, ngedate, wisata kuliner atau sekedar untuk melepas lelah dan penat sejenak.
merupakan tempat yang pas untuk berolahraga, rekreasi, nongkrong, ngedate, wisata kuliner atau sekedar untuk melepas lelah dan penat sejenak.
Kendari Beach di pagi hari biasanya hanya diramaikan oleh trafik
lalu-lintas kendaraan bermotor. Kecuali di hari minggu dan hari libur, ada yang
berolah raga atau sekedar refreshing di Taman maupun di tepi Teluk, dan ada
juga orang-orang yang datang untuk memancing ikan walaupun hasilnya sering
mengecewakan.
Berbanding terbalik dengan keadaan di pagi hari, ketika sore hari
menjelang hingga larut malam, Kendari Beach menjadi ramai dipenuhi oleh
mayoritas muda-mudi yang datang untuk sekedar nongkrong/gaul, refreshing ataupun
wisata kuliner. Apalagi diakhir pekan, Kendari Beach akan semakin ramai oleh
warga Kota Kendari maupun yang berasal dari luar kota yang sengaja datang
berkunjung ke Kota Kendari, utamanya kaum muda-mudi.
Umumnya
orang-orang berkunjung ke Kendari Beach di malam hari untuk melepas penat dan
bersantai di taman sambil menikmati kelezatan kuliner khas Kendari Beach yang
dijajakan disepanjang tenda-tenda yang disiapkan khusus oleh Pemerintah Kota ini,
sembari ditemani semilirnya hembusan angin laut. Jenis kuliner yang ditawarkan pun
beraneka ragam: es teler, es kelapa muda, es pisang ijo, pisang epek, jagung
bakar, sarabba, sari laut, ikan bakar. Tetapi yang paling ikonik dari jaman dulu sampai
sekarang adalah “pisang epe”. Makanan yang berbahan dasar pisang kepok atau dalam
bahasa setempat disebut pisang bugis/manurung ini sangat popular dikalangan
masyarakat kota Kendari.
Sebelum disajikan, pisangnya
terlebih dahulu dipanggang selama beberapa menit. Setelah matang pisang
tersebut kemudian dipress dengan alat press khusus hingga pisangnya gepeng atau
“lepes”
istilah Kendari-nya. Pisang epe selanjutnya disajikan dengan saus yang terbuat
dari gula merah yang telah dicairkan. Dan dibagian atasnya biasanya diberi
taburan kacang goreng yang telah ditumbuk kasar. Sekali Anda
mencoba dijamin maknyus…!! Mengikuti tren kuliner yang semakin berkembang, pengusaha
kuliner pisang epe pun ikut berinovasi. Dan hasilnya kini pisang epe hadir
dalam beberapa varian rasa seperti pisang epe coklat, pisang epe keju, pisang
epe coklat keju. Harga seporsi pisang epe sangatlah terjangkau dan bersahat
bagi kantung. Satu porsinya pisang epe dihargai Rp. 8.000 yang berisikan 2
buah pisang. Cocok juga buat yang lagi menjalani program diet, utamanya menu pisang
epe keju.
So...
Let's Visit Kendari ... ... ...
Visit Sulawesi Tenggara ... ... ...
Wonderful Indonesia ... ... ...
So...
Let's Visit Kendari ... ... ...
Visit Sulawesi Tenggara ... ... ...
Wonderful Indonesia ... ... ...
No comments:
Post a Comment